BAHASA

PENDIDIKAN

Kamis, 20 Desember 2012

KATA DAN ANGKA



KATA DAN ANGKA
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Hebatkan?
Coba lihat simetri ini :

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Kurang hebat ?
Sekarang lihat ini :

Jika 101% dilihat dari sudut pandangan Matematika, apakah ia sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100%?
Kita selalu mendengar orang berkata dia bisa memberi lebih dari 100%, atau kita selalu dalam situasi dimana seseorang ingin kita memberi 100% sepenuhnya.
Bagaimana bila ingin mencapai 101%?
Apakah nilai 100% dalam hidup?
Mungkin sedikit formula matematika dibawah ini dapat membantu memberi jawabannya.

Jika ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata KERJA KERAS bernilai :
11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99%

H-A-R-D-W-O-R-K
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99%

K-N-O-W-L-E-D-G -E
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96%

A-T-T-I-T-U-D-E
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100%

Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita. Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang positif di dalam diri, kita masih belum mencapai 100%.

Tapi, LOVE OF GOD
12 + 15 + 22 + 5 + 15 + 6 + 7 + 15 + 4 = 101%

atau, SAYANG ALLAH
19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 1 + 12 + 12 + 1 + 8 = 101%

( artinya, Cinta & Kasih Sayang ALLAH melampaui Segalanya...)

PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA







RENCANA IMPLEMENTASI
PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA



PENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG DISUPERVISI DI SD NEGERI TALANG CURUP

PROPOSAL
PENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN SISWA MELALUI
PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG DISUPERVISI
DI SD NEGERI TALANG CURUP
Oleh
SUARSIH, S. Pd








OLEH:
SUARSIH, S. Pd.



SEKOLAH DASAR NEGERI TALANG CURUP
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LAMPUNG
2012


BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan. Namun umumnya guru masih mendominasi pembelajaran di kelas, dan pembelajaran masih berpuat pada guru.  Guru menyampaikan materi-materi pelajaran, sementara siswa dituntut untuk menghafal semua pengetahuan yang diperolehnya. Dalam permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standart Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Suherman, ada  hal yang menyebabkan siswa tidak menikmati (senang) untuk belajar, yaitu kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan dan siswa juga tidak menyadari tujuan belajar yang sebenarnya, serta tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa depannya nanti.
Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sekolah juga harus secara terus menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk menumbuh kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Dalam hal ini bukan hanya prestasi akademis saja yang menjadi sasaran untuk menumbuh kembangkan melainkan juga potensi psikis, fisik, etik, moral, religi, spirit, adversity dan intelegensi. Sekolah yang efektif atau unggul menpunyai kurikulum yang baik, dan disajikan oleh guru-guru yang berkualitas tinggi, yang trampil dalam penyampaian materi pelajaran dengan  penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat, sehingga proses belajar mengajar berlangsung seoptimal mungkin.Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri. Di SMA Negeri 1 Kasui, terdapat beberapa kendala pada pembelajaran selama ini antara lain :
1)        Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep.
2)        Siswa kurang aktif / siswa pasif dalam proses pembelajaran.
3)        Siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya dalam belajar.
4)        Guru kurang mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
5)        Hasil nilai ulangan / hasil belajar siswa pada pembelajaran rendah.
6)        KKM tidak tercapai.
7)        Pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa.
8)        Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran.
Sebagai pendidik, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena hanya cenderung mengedepankan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek pembentukan karakter. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru. Namun penulis ingin mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-guru untuk menerapkan model-model  pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SMA Negeri 1 Kasui dengan menyusun berbagai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan seperti: RPP, alat peraga, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang dibutuhkan untuk membantu guru dalam mengelola kelas dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah Peningkatkan mutu pembelajaran siswa dapat dilakukan melalui penerapan model-model pembelajaran yang disupervisi di SD Negeri Talang Curup?”   
Secara operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.         Apakah penerapan model-model  pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa di SD Negeri Talang Curup?
2.         Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan model-model  pembelajaran melalui kegiatan Supervisi Kelas di SD Negeri Talang Curup?
3.         Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup?

C.   Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah.
a.     Manfaat bagi siswa :
1)        Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik.
2)        Meningkatkan aktivitas siswa di dalam belajar.
3)        Meningkatkan penguasaan konsep.
4)        Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok/ membiasakan bekerja sama dengan teman.
       b.    Manfaat bagi guru:
1)        Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2)        Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru untuk peningkatan mutu pembelajaran.
       c.     Manfaat bagi sekolah :
1)        Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.
2)        Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini, penulis bermaksud mengemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan teori dan pengertian untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan PTS ini, sebagai gambaran yang tentu ada kaitannya dengan materi pembahasan. Isinya berupa teori-teori yang diambil dari berbagai sumber.
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar (Udin Winataputra, 1994,34).
Banyak model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar yang pada prinsipnya pengembangan model pembelajaran bertujuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efetif dan efisien, menyenangkan, bermakna, lebih banyak mengaktifkan siswa.
Dalam pengembangan model pembelajaran yang mendapat penekanan pengembangannya terutama dalam strategi dan metode pembelajaran. Untuk masa sekarang ini perlu juga dikembangkan system penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar bisa saja mengembangkan model pembelajaran sendiri dengan tujuan proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi, sehingga siswa lebih aktif.
Berikut ini adalah pengertian model pembelajaran menurut pendapat para tokoh pendidikan antara lain:
1.      Agus Suprijono: pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
2.      Mills: “model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”
3.      Richard I Arends: model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
 Supervisi Kelas
Supervisi Kelas adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Beberapa alasan mengapa Supervisi Kelas diperlukan, di antaranya:
1.         Kehilangan identitas profesi
2.         Kejenuhan profesional (bornout)
3.         Pelanggaran kode etik yang akut
4.         Mengulang kekeliruan secara massif
5.         Erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan (PT)
6.         Tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauhmana praktik profesional telah memenuhistandar kompetensi dan kode etik
7.         Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran
8.         Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya
9.         Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan
Secara umum tujuan Supervisi Kelas untuk:
1.         Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
2.         Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
3.         Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul dalam proses pembelajaran
4.         Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang ditemukan dalam proses pembelajaran
5.         Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan.

B.   Penyelesaian Masalah
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan penerapan model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup, kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup.












BAB III
METODE PENELITIAN
 A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri Talang Curup terhadap dua orang guru di SD Negeri Talang Curup. Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dimulai 05 Desember s.d. 15 Desember 2012.
 B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah pokok yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, dengan melibatkan delapan orang guru SD Negeri Talang Curup. Penelitian dilakukan secara singkat (karena waktu yang terbatas), tahapan secara berkelanjutan selama 10 hari. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup. Aspek yang diukur dalam observasi adalah antusiasme guru SD Negeri Talang Curup dalam menerapkan model-model pembelajaran, interaksi siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar, interaksi dengan siswa dengan siswa dalam kerja sama kelompok, dan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok.
C.   Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi berupa hasil karya penyusunan KTSP, wawancara dan instrument analisis penilaian.
1.         Perencanaan Tindakan
ü  Pemilihan topik
ü  Melakukan review silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran.
ü  Selanjutnya bekerja dalam kelompok untuk menyusun rencana pembelajaran.
ü  Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
ü  Merencanakan penerapan pembelajaran
ü  Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan
ü  Mempersiapkan kelompok mata pelajaran
ü  Mempersiapkan media pembelajaran.
ü  Membuat format evaluasi
ü  Membuat format observasi
ü  Membuat angket respon guru dan siswa
2.         Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
a)        Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
b)        Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki rencana pembelajaran.
c)        Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3.    Pengamatan (observasi)
a)        Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi
b)        Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
c)        Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
D.   Teknis Analisis Data
Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila  Peningkatan nilai rata-rata siswa kelas X, XI, XII adalah  6,5.
1.         Tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar :
2.         Tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dinilai berhasil apabila masing-masing aktivitas yang menunjang keberhasilan belajar persentasenya di atas 75 %.
3.         Keterlaksanaan langkah-langkah dalam proses belajar mengajar ≥ 80 %.