PROPOSAL
PENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN SISWA
MELALUI
PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG
DISUPERVISI
DI
SD NEGERI TALANG CURUP
Oleh
SUARSIH,
S. Pd
OLEH:
SUARSIH,
S. Pd.
SEKOLAH DASAR NEGERI TALANG CURUP
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LAMPUNG
2012
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sekolah
merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam
memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Guru dituntut untuk mampu
menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah
pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga
pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan. Namun umumnya
guru masih mendominasi pembelajaran di kelas, dan pembelajaran masih berpuat
pada guru. Guru menyampaikan
materi-materi pelajaran, sementara siswa dituntut untuk menghafal semua
pengetahuan yang diperolehnya. Dalam permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
standart Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran harus
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi. Menurut Suherman, ada hal yang menyebabkan siswa tidak
menikmati (senang) untuk belajar, yaitu kebanyakan siswa tidak siap terlebih
dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa
bekal pengetahuan dan siswa juga tidak menyadari tujuan belajar yang
sebenarnya, serta tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa depannya nanti.
Sekolah
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara
lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sekolah juga harus secara terus
menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumber daya yang dimiliki
secara optimal untuk menumbuh kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh.
Dalam hal ini bukan hanya prestasi akademis saja yang menjadi sasaran untuk
menumbuh kembangkan melainkan juga potensi psikis, fisik, etik, moral, religi,
spirit, adversity dan intelegensi. Sekolah
yang efektif atau unggul menpunyai kurikulum yang baik, dan disajikan oleh
guru-guru yang berkualitas tinggi, yang trampil dalam penyampaian materi
pelajaran dengan penggunaan model dan
metode pembelajaran yang tepat, sehingga proses belajar mengajar berlangsung
seoptimal mungkin.Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila
komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari
salah satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya
akan berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri. Di SMA Negeri 1 Kasui,
terdapat beberapa kendala pada pembelajaran selama ini antara lain :
1)
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep.
2)
Siswa kurang aktif / siswa pasif dalam proses pembelajaran.
3)
Siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya
dalam belajar.
4)
Guru kurang mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
5)
Hasil nilai ulangan / hasil belajar siswa pada pembelajaran
rendah.
6)
KKM tidak tercapai.
7)
Pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa.
8)
Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran.
Sebagai
pendidik, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena hanya
cenderung mengedepankan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek pembentukan
karakter. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru. Namun penulis ingin mengubah
hambatan tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Untuk
menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-guru untuk
menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SMA
Negeri 1 Kasui dengan menyusun berbagai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
seperti: RPP, alat peraga, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang
dibutuhkan untuk membantu guru dalam mengelola kelas dan mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah Peningkatkan
mutu pembelajaran siswa dapat dilakukan melalui penerapan model-model
pembelajaran yang disupervisi di SD Negeri Talang Curup?”
Secara
operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
Apakah penerapan model-model pembelajaran melalui
kegiatan supervisi kelas dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa di SD
Negeri Talang Curup?
2.
Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan
model-model pembelajaran melalui kegiatan Supervisi Kelas di SD Negeri
Talang Curup?
3.
Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model-model
pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup?
C. Manfaat
Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini,
dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah.
a. Manfaat
bagi siswa :
1)
Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik.
2)
Meningkatkan aktivitas siswa di dalam belajar.
3)
Meningkatkan penguasaan konsep.
4)
Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok/
membiasakan bekerja sama dengan teman.
b. Manfaat bagi guru:
1)
Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2)
Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru untuk
peningkatan mutu pembelajaran.
c. Manfaat bagi sekolah :
1)
Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.
2)
Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan
profesionalisme guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
Pada
bagian ini, penulis bermaksud mengemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan
teori dan pengertian untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan PTS ini, sebagai
gambaran yang tentu ada kaitannya dengan materi pembahasan. Isinya berupa
teori-teori yang diambil dari berbagai sumber.
Model
pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar (Udin Winataputra, 1994,34).
Banyak
model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar yang pada prinsipnya pengembangan model pembelajaran
bertujuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efetif dan efisien,
menyenangkan, bermakna, lebih banyak mengaktifkan siswa.
Dalam
pengembangan model pembelajaran yang mendapat penekanan pengembangannya
terutama dalam strategi dan metode pembelajaran. Untuk masa sekarang ini perlu
juga dikembangkan system penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Oleh karena itu guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
bisa saja mengembangkan model pembelajaran sendiri dengan tujuan proses
pembelajaran lebih efektif dan efisien, lebih banyak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkreasi, sehingga siswa lebih aktif.
Berikut
ini adalah pengertian model pembelajaran menurut pendapat para tokoh pendidikan antara lain:
1. Agus
Suprijono: pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
tutorial.
2. Mills: “model adalah bentuk representasi
akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu”
3. Richard I
Arends: model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap
kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Kompetensi dasar
Kompetensi
dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Supervisi Kelas
Supervisi
Kelas adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui
siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis
yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
Beberapa alasan mengapa Supervisi
Kelas diperlukan, di antaranya:
1.
Kehilangan identitas profesi
2.
Kejenuhan profesional (bornout)
3.
Pelanggaran kode etik yang akut
4.
Mengulang kekeliruan secara massif
5.
Erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan
(PT)
6.
Tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauhmana praktik
profesional telah memenuhistandar kompetensi dan kode etik
7.
Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran
8.
Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana
mestinya
9.
Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi
pekerjaan
Secara umum tujuan Supervisi Kelas untuk:
1.
Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
2.
Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.
3.
Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah yang muncul dalam proses pembelajaran
4.
Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah
yang ditemukan dalam proses pembelajaran
5.
Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
B.
Penyelesaian Masalah
Berdasarkan
kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan penerapan model-model
pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup, kepala
sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model-model
pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian
Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri Talang Curup terhadap dua orang
guru di SD Negeri Talang Curup. Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
dimulai 05 Desember s.d. 15 Desember 2012.
B.
Prosedur Penelitian
Penelitian
ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah pokok yaitu:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan
refleksi, dengan melibatkan delapan orang guru SD Negeri Talang Curup.
Penelitian dilakukan secara singkat (karena waktu yang terbatas), tahapan
secara berkelanjutan selama 10 hari. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah
meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model-model pembelajaran
melalui kegiatan supervisi kelas di SD Negeri Talang Curup. Aspek yang diukur
dalam observasi adalah antusiasme guru SD Negeri Talang Curup dalam menerapkan
model-model pembelajaran, interaksi siswa dengan guru dalam proses belajar
mengajar, interaksi dengan siswa dengan siswa dalam kerja sama kelompok, dan
aktivitas siswa dalam diskusi kelompok.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan dokumentasi berupa hasil karya penyusunan KTSP, wawancara dan instrument
analisis penilaian.
1.
Perencanaan Tindakan
ü Pemilihan topik
ü Melakukan review silabus untuk
mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari
ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran.
ü Selanjutnya bekerja dalam kelompok
untuk menyusun rencana pembelajaran.
ü Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran
ü Merencanakan penerapan pembelajaran
ü Menentukan indikator yang akan
dijadikan acuan
ü Mempersiapkan kelompok mata
pelajaran
ü Mempersiapkan media pembelajaran.
ü Membuat format evaluasi
ü Membuat format observasi
ü Membuat angket respon guru dan siswa
2.
Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan
rencana, dengan langkah-langkah:
a)
Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran
menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain
memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih
baik.
b)
Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut
untuk memperbaiki rencana pembelajaran.
c)
Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana
pembelajarannya di depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan
(observasi)
a)
Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan
menggunakan lembar observasi
b)
Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
c)
Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana
pembelajaran yang telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan
pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan
pembelajaran.
D.
Teknis Analisis Data
Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila Peningkatan nilai rata-rata siswa kelas X,
XI, XII adalah 6,5.
1.
Tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar :
2.
Tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
dinilai berhasil apabila masing-masing aktivitas yang menunjang keberhasilan belajar
persentasenya di atas 75 %.
3.
Keterlaksanaan langkah-langkah dalam proses belajar mengajar
≥ 80 %.